Ba'a
Jakarta (22/11), Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal menggelar rapat koordinasi dalam rangka integrasi program antar kementerian/lembaga dalam rangka percepatan pembangunan di Kabupaten Rote Ndao, di Jakarta.
Kegiatan rakor yang dilaksanakan selama satu hari ini mengundang kementerian/lembaga terkait yang memiliki keterlibatan dalam percepatan pembangunan Kabupaten Rote Ndao. Selain itu, beberapa perusahaan BUMN serta perusahaan swasta juga turut serta dalam kegiatan ini.
Kegiatan rapat koordinasi program ini menurut Deputi Bidang Pembinaan Ekonomi dan Dunia Usaha KPDT, Drs. Yoltuwu Johozua Markus. Msi, merupakan langkah lanjutan dari rangkaian program KPDT dalam rangka memunculkan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Rote Ndao.
Sebagaimana diketahui, bahwa KPDT saat ini memiliki dua program yang menjadi andalan yaitu Prukab (produk unggulan) daerah tertinggal dan Bedah Desa.
Selain itu, rakor ini juga merupakan langkah KPDT dalam rangka mendudukkan para pemangku kebijakan serta pemilik kepentingan di daerah tertinggal. Tujuannya adalah terjadinya integrasi program dan kebijakan pembangunan antara pemerintah baik pusat dan daerah serta dapat menjadi ruang bagi masuknya para investor yang berkepentingan melakukan investasi di Kabupaten Rote Ndao khususnya, dan daerah tertinggal lainnya secara umum.
Sementara dalam sambutannya, Bupati Rote Ndao Drs. Leonard Haning mengatakan, Kabupaten Rote Ndao merupakan salah satu beranda depan NKRI. Kondisi wilayah Rote Ndao yang kepulauan memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan khususnya produk unggulan hasil laut. Selain itu, Rote Ndao juga berpotensi dikembangkan tanaman sorgum, jagung serta tanaman lainnya.
Ia menegaskan, minimnya sarana dan prasaran serta terbatasnya SDM tidak menyurutkan Kabupaten Rote Ndao untuk terus berupaya mengejar pembangunan, agar cepat berkembang dan mampu mensetarakan diri dengan kabupaten maju lainnya di Indonesia.
Sebagai beranda depan NKRI Rote Ndao memiliki beberapa pulau tak berpenghuni yang posisinya tepat di garis perbatasan. Untuk menjaga pulau tersebut, pemerintah telah membangun monument panglima besar Jenderal Sudirman di pulau tersebut.
Sementara itu, Menteri PDT Ir Helmy Faishal Zaini mengatakan dalam sambutannya, kondisi beranda depan Indonesia sampai saat ini kondisinya serba terbalik. Jika daerah perbatasan merupakan wilayah terdepan, justru kondisinya terbelakang, ini merupakan sebuah ironi yang harus segera kita atasi bersama.
Selain itu, program unggulan KPDT (prukab dan bedah desa) merupakan upaya konkret dan terencana pemerintah dalam melaksanakan percepatan pembangunan.
Keseriusan pemerintah dalam pembangunan percepatan pembangunan dalam hal ini KPDT ditegaskan Helmy Faishal. Sejak awal setelah dilantik menjabat Menteri PDT, idirinya terus melakukan upaya keras agar ada keberpihakan anggaran terhadap daerah tertinggal. Bersyukur upaya tersebut saat ini telah diakomodir pemerintah, hal ini juga karna bantuan semua pihak terutama DPR RI.
Untuk itu, kedepan saya harapkan pemerintah daerah tertinggal dapat lebih focus melakukan berbagai langkah strategis dalam rangka pembangunan daerahnya. Dengan adanya tambahan anggaran Dana Alokasi Khusus bagi daerah tertinggal, maka kedepan percepatan pembangunan daerah tertinggal dapat segera terwujud.
Rapat koordinasi yang melibatkan beberapa kementerian dan lembaga antara lain hadir dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, perwakilan DPR RI serta perusahaan BUMN serta beberapa perusahaan swasta.

Sumber : http://www.kemenegpdt.go.id