Rote Ndao (Inmas) – “Masyarakat Rote Ndao hendaknya
menjatuhkan pilihan politiknya kepada calon pemimpin Rote Ndao yang memiliki
integritas kepribadian yang baik. Calon pemimpin yang baik adalah mereka yang
telah menunjukkan kapasitasnya sebagai orang yang bersih dari KKN, tidak
arogan selama tampil dalam periode kepemimpinannya dalam segala tingkat
organisasi dan bersih dari penyakit social seperti perselingkuhan dan kecanduan
alkohol atau sejenisnya”. Demikian harapan sekaligus himbauan yang disampaikan
oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Rote Ndao, Mikael Pah, S.IP.
Selama ini masyarakat kita kerap kali diterpa
berbagai isu tentang semakin bertumbuh suburnya perilaku Korupsi Kolusi dan
Nepotisme. Menurut Mikael Pah, KKN akan sulit dibasmi karena ia
merupakan hadiah atau balas jasa dari persekongkolan politik selama proses
pilkada berlangsung. “Arogansi kekuasaanpun terlihat begitu terang benderang di
depan jajaran aparatur pemerintahan, belum lagi perilaku selingkuh yang kian
merebak di tengah masyarakat sebagai salah satu factor pemicu meningkatnya
angka perceraian. Dirinya mensinyalir ada beberapa oknum PNS yang
telah pisah ranjang bahkan berada di ambang perceraian, namun belum ada
tindakan dari pimpinannya. Ini mengindikasikan lemahnya kontrol dan komitmen
moral pimpinan untuk mengajarkan perilaku sehat sosial kepada bawahannya.
Bahkan menurut Mikael Pah, dosa selingkuh lebih berbahaya dari perilaku KKN.
Boleh jadi dari selingkuh lahirlah perilaku KKN, tambahnya. Hal-hal ini,
secara kasat mata memperlihatkan kepada kita bahwa pemerintah dan pimpinan
belum dapat berbuat banyak untuk pembangunan kesejahteraan masyarakatnya.
Lebih lanjut, Mikael Pah menandaskan bahwa pemimpin
yang baik untuk Rote Ndao ke depan adalah pemimpin yang takut akan Allah, yang
setia melaksanakan perintah Tuhan. Pemimpin yang sudah memberikan bukti bahwa
apa yang dikatakan telah sesuai dengan perbuatannya. Pemimpin yang taat beragama
dan bukan orang yang suka berbohong.
Sebagai putra Rote Ndao, Mikael Pah mengharapkan
munculnya figur pemimpin Rote Ndao yang dapat memenuhi kriteria-kriteria
tersebut. Ia menyadari bahwa criteria tersebut mungkin sulit ditemukan pada
zaman ini ketika uang menjadi segalanya untuk meraih tahta dan kekuasaan. Namun
jika masyarakat pemilih menyadari betul akan harapan lahirnya pemimpin Rote
Ndao yang berkwalitas maka criteria tersebut harus menjadi ukurannya.
Mikael Pah yang gagal lolos sebagai calon wakil
bupati karena ketiadaan kendaraan politik menyatakan bahwa secara perlahan
masyarakat kita telah bergerak menjadi pemilih yang cerdas, yang tidak terjebak
pada pertimbangan ego geografis atau etnosentris dan tidak terlena dengan
politik uang serta kampanye hitam. Hal ini memberi sinyal akan munculnya
pilihan pada figur yang berkwalitas yang menjawabi criteria tersebut. Mantan
Kepala Kantor Kementerian Agama Sumba Timur ini berkeyakinan bahwa di antara
paket cabup dan cawabup yang telah mendaftarkan diri setidaknya pasti ada yang
dapat menjangkau criteria-kriteria pemimpin yang berkwalitas.
Mikael Pah juga mengungkapkan permohonan maafnya
kepada masyarakat dan simpatisan yang selama ini telah mengharapkan dirinya
tampil sebagai pemimpin Rote Ndao periode 2013-2018. “ Kita boleh berusaha dan
merencanakan, tetapi Tuhan mungkin berkehendak lain”, tandasnya.